Kumpulan Widget Ayat - Ayat Suci Al Qur'an Yang Dapat Dibaca Secara Online

  • Breaking News

    Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)

    Tags : Walpapper Islami Kaligrafi Allah Muhammad Ayat Al Quran Quran Online Aplikasi Quran Online Suara Adzan Quran MP3 Blog Quran Online


    Al Qur'an Online - Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17) - Terima kasih sudah meluangkan waktunya untuk membuka halaman ini.. ini halaman mengenai Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17).. jika anda suka dengan isi di halaman ini, jangan lupa untuk membokmark halaman ini.. guna untuk memudahkan anda saat ingin berkunjung kembali..

    Dan jika apa yang ada di halaman ini merasa bermanfaat, jangan lupa untuk saling berbagi kepada yang lain.. silakan beritahu dengan judul Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)..

    Jika anda merasa kesulitan saat mengcopy judul Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17) tersebut.. silakan anda klik share ke media sosial yang anda punya..

    Sejarah Kaligrafi


    Akar kaligrafi Arab (kaligrafi Islam) adalahhieroglif Mesir (Kanan, Semit) lalu terpecah menjadi khatt Efqi (Fenisia) yang terpecah lagi menjadi Arami (Aram) dan Musnad (Kitab yang memuat segala macam hadits)..

    Menurut al Maqizi (1364-1442) seorang ahli sejrah abad ke 4, Musnad adalah kaligrafi yang mula-mula dari sekitan banyak jeniskhatt yang dipakai oleh masyarakat Himyar (suku yang mendiami Semenanjung Arabia bagian Barat Daya sekitar 115 SM-525 M) dan raja-jara suku Ad (Hadramaut Utara)..

    Dari tulisan tua Musnad yang berkembang di Yaman lahirlah khatt kufi (Kufah). Di dalam kitabnya Syauq al Mustaham fi Ma’fifati Rumuz al Aqlam (Kitab yang berisi tentang teori penulisan kaligrafi), Ibnu Wahsyiyah an Nabti (penulis buku al Filahat an Nabatiyyah – Pertanian Nabati), menyimpulkan bahwa peletekan dasar khatt kufi adalah Ismail bin Ibrahim As..

    Pada zaman pra islam, bangsa Arab kurang suka dengan dunia tulis menulis dan lebih mengedepankan tradisi menghafal. Hanya kelompok masyarakat bangsawan yang menguasai dunia tulis menulis. Budaya ini berlanjut hingga Muhammad diutus menjadi Rasulullah SAW, bahkan berlanjut pula pada zaman Khulafaur Rasyidin..

    Satu hal perlu dicatat, kebangkitan tulis menulis pada kaum muslimin dimulai dari tahun ke-2 hijriah, ketika Rasulullah SAW mewajibkan masing-masing tawanan perang Badr, yang tidak mampu memberikan tebusan, untuk mengajari sepuluh pemuda Madinah membaca dan menulis..


    Pada masa kekuasaan khalifah Utsman bin Affan, tulisan mushaf masih gundul, tidak berharokat. Untuk menghindari salah baca, ahli bahasa Abu al Aswad Zalim bin Sufyan ad Du’ali (w.69 H/688 M) merumuskan tanda-tanda baca harakat dan titik atas perintah Khalifah Ali bin Abi Thalib (w.40 H/661 M)..

    Tugas ini dijalankan oleh dua murid Abu Aswad, Nasir bin Asim (w 707) serta Yahya bin Ya’mur (w. 708) dan disempurnakan oleh Khalil bin Ahmad bin Amr bin Tamrim al Farahidi al Azdi (w 175 H/ 791 M).
    Sistem tanda baca ini telah memberikan nilai keindahan tersendiri pada corak ragam kaigrafi yang digarap oleh para khattat dan seniman..

    Perkembangan kaligrafi memasuki zaman kekhalifahan Bani Umayyah (661-750), mulai muncul ketidakpuasan terhadap khatt kufiyang dianggap terlalu kaku dan sulit digoreskan..

    Mulailah pencarian bentuk-bentuk lain yang dikembangkan ddari gaya tulisan lembut (soft writting) non kufi, maka lahirlah banyak gaya. Beberapa bentuk yang populer antara lain : Tumar, Jalil, Nifs, Sulus, dan Sulusan..

    Tokoh kenamaan Bani Umayyah adalah Qutbah al Mahharrir, sedangkan khalifah pertama Bani Umayyah, Mu’awwiyah bin Abu Sufyan (661-680) adalah pelopor pendorong diusahakannya pencarian bentuk-bentuk baru kaligrafi tersebut..

    Perkembangan kaligrafi selanjutnya memasuki masa Daulah Abbasiyyah (750-1258), dikembalikan lagi gaya-gaya baru dan modifikasi bentuk-bentuk lama, yang menelorkan khatt-khatt Sulus, Khafif Sulusan, Riyasi dan Al Aqlam as Sittah / Sis Qalam (Sulus, Naskhi, Muhaqqaq, Raihani, Riqah dan Rauqi)..

    Tokoh kaligrafi terkemuka dapat disebutkan misalnya Al Ahwal (abad ke-9) Ibnu Muqlah (w 940), Ibnu Nauwab, dan Yaqut al musta’simi.

    Berkat jasa Ibnu Muqlah, kaligrafi didesain menjadi bentuk geontetris. Huruf diberi ukuran tipis tebal dan panjang pendek serta lenkung goresan secara jelas, sehingga menghasilkan anatomi yang simetris..

    Tumus Ibnu Muqlah ini diistilahkan denganKhatt al Mansub. Khatt al Mansub terdiri atas komponen alif, titik belah ketupat, dan standar lingkaran. Oleh karenanya, menurut Ibnu Muqlah, tentuk tulisan barulah dianggap benar jika memiliki lima kriteria yaitu : (1) taufiyah (tempat), (2) itmam (tuntas) (3) ikmal (sempurna) (4) isyaba’(padat atau proporsional) dan (5) irsal (lancar goresannya)..


    Selain berkembang di wilayah kekhalifahan Abbasiyyah, kaligrafi juga berkembang di wilayah Islam bagian Barat (Magrib), yang mencakup negeri-negeri Arab dekat Mesir, termasuk Andalusia (Spanyol) pada Abad Pertengahan berkembang bentuk tulisankhatt Maghribi atau Kufi barat, terdiri atas cabang-cabang : khatt Qairawani, Andalusi, Fasi dan Sudani. Diwilayah ini juga berkembang Sulus Andalusi dan Naskhi Andalusi..

    Sejarah kaligrafi akhirnya memasuki babak baru, yang diistilahkan dengan tahap konsolidasi dan penghalusan untuk menghasilkan karya masterpice pada masa kerajaan Islam Persia, seperti Ilkhanid (abas ke-13), Timurid (abad ke-15) dan Safawid (1502-1736) dan beberapa dinasti Mamluk Mesir dan Suriah (1250-1517), Turki Usmani sampai kerajaan Islam Mogul India dan Afganistan..

    Pada zaman ini tumbuh gaya tulisan sepertiFarisi, Ta’liq, Nasta’liq, Gubar, Jali, Anjeh Ta’liq, Sikasteh, Sikasteh, Ta;liq, Tahriri, Fubari Ta’liq, Diwani, Diwani Jali, Gulzar, Tugra , Zulf-l Arus dan lain-lain.

    Perkembangan kaligrafi di India, munculkhatt-khatt Behari, Kufi, Berati, Naskhi Indiadan Sulus India. Perkembangan kaligrafi di Tiongkok, massyarakat Muslim di Cina, mengembangkan Khatt Sini yang merupakan kombinasi huruf hijaiyah Arab dengan gaya tulisan Cina..

    Perkembangan terakhir kaligrafi, dewasa ini tinggal beberapa gaya tulisan yang paling populer di dunia Islamm antara lain Naskhi, Sulus, Raihani, Diwani, Diwani Jali, Faisi, Riq’ah dan Kufi..
  • Berikut di bawah ini Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)


  • Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)
    Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)
    Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)
    Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)
    Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)
    Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)
    Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)
    Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)
    Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)
    Wallpaper Kaligrafi Allah, Kualitas HD (Part 17)

    Tentang Penulis Kaligrafi


    Nama lengkap Abu al Qasim Mahmud bin ‘Umar bin Muhammmad bin ‘Umar al Khuwarizmi al Zamakhsyari. Dilahirkan hari Rabu, tanggal 27 Rajab 467 H di Zamakhsyar, kampung kecil -terletak di daerah Khuwarizm..

    Terkenal dengan panggilan Zamkhsyari, nisbah dari nama kampung Zamkhsyar. Ia berasal dari keluarga sederhana. Wafat pada malam Arafah tahun 538 H, setelah kembali dari Mekkah, beterpatan dengan tanggal 14 Juni 1144 M di Jujaniyah..

    Seorang ulama besar Persia yang terkenal dalam bidang bahasa Arab. Ia menulis studi tata bahasa dan sastra (Ass al Balaghah) –Dasar-dasar Retorika, namun karyanya yang tersebar adalah tentang tafsir Al Quran al Kasysyaf an Hada iq al Ranzil..

    Kitab ini merupakan sikap mempertahankan Mu’tazilah atau kelompok rasionalis dan menegaskan bahwa kemakhlukan Al Quran dalam karya ini pula Zamakhsyari mengkahi Al Quran dari sisi keindahan sastranya..


    Zamkhsyari hidup pada masa Sultan Malikhsyah yang sangat terkenal karena kemanjuan-kemajuan yang dapat dicapai pada masanya, terutama di bidang perdagangan, industri, seni dan ilmu pengetahuan..

    Pada masa keemasan itulah, Zamkhsyari dibesarkan, maka terbukalah mata hatinya untuk mencari ilmu, terutama ilmu agama Islam. Walaupun hidup dengan satu kaki, karen diamputasi – Beliau sangat tekun belajar dan mencari ilmu..

    Terccatat dalam sejarah, bahwa guru yang paling dekat dengannya adalah al Dabbi. Al Dabbi adalah seorang ulama yang sangat dekat hubungannya dengan menteri Nizam al Mulk..

    Setelah melihat kepandaian al Zamkhsyari dan kegigihannya dalam membela Mu’tazilah, ia memperkanalakn Zamkhsyari dengan Nizam al Mulk, agar mendapat fasilitas yang memadai..

    Pada masa kekuasaan Maliksyah, Zamkhsyari memperluas hubungan dengan umara, tujuannya bukan harta dan kekuasaaan, melainkan ilmu pengetahuan. Karena keinginan teidak terealisasi, ia sangat kecewa dan minta izin Nizam al Mulk untuk meninggalkan negerinya menuju Khurasan untuk mencari dan memperdalam ilmu agama yang dimilikinya..

    Karena di Khurazan tidak mendapatkan apa yang diingnkanya, maka ia pendak ke Asfahan, daerah kekuasaan Sultan al Saljuqi Muhammad bin Abi al Fath. Maliksyah yang wafat tahun 51 H..

    Pada tahun 512 H al Zamkhsyari menderita sakit keras, sehingga kendoralah ia mencari ilmu dan pangkat yang tinggi. Ketika itu, ia berjanji kepada Allah tidak akan menginjak pintu sulthan atau memujinya atau meminta pangkat dan jabatan.


    Setelah sembuh, ia segera meninggalkan Asfahan dan menuju Baghdad. Di Baghdad ia belajar kepada Abi al Khattab bin Al Battar, Abi Sa’ad al Syafani dan Syaihul Islam, Abi Mansur al Harisi. Dalam bidang fiqih ia berguru kepda Al Damigani dan al Syarif bin al Syajari..

    Dalam perjalanan selanjutnya, al Zamkhasyari pergi ke Mekkah untuk mementut ilmu. Di Mekkah ia berguru kepada ‘Ali bin ‘Isa bin Hasan bin Wahas, seorang ulama dan bangsawan Mekkah yang memiliki kedudukan tinggi dan karya yang berkualitas, baik dalam bidang puisi ataupun prosa..

    Beliu di Mekkah selmama 2 tahun, dan mempelajari kitab Sibawaih di bawah bimbingan Abdullah bi Thalhah al Yabiri. Kemudian al Zamkhasyari kembali ke kampung halamannya, walaupun akhirnya kembali ke Mekkah lagi. Sebelum ke Mekkah, ia singgah di Syam, dan bertemulah ia dengan Taj al Mulk..

    Pada kesempatan ke dua ke Mekkah inilah (526 H), ia menyusun tafsirnya yang berjudulal Kasysyaf, kurang dari tiga tahun dan berhasil pula mengumpulkan syari-syairnya dalam kitab Diwan al Adab, atas saran dan bimbingan Ibnu Wahas..

    Tidak kurang dari 3 tahun al Zamkhsyari tinggal di Mekkah, ia menuju kampung halamanya, dan sempat pula singgah di Baghdad pada tahun 533 H, dan ia sempat bertemu dengan Abi mansur al Jawaliqi, seorang ulama masyhur di Baghdad..

    Al Zamkhasyri adalah seorang penganut dan pmbela madzahab Mu’tazilah yang sangat fanatik, sehingga apabila bertamu kepada sahabatnya, ketika ditemui seorang keluarga atau pembantunya ia berpesan : “Katakanlah pada sahabatku bahwa Abu al Zamkhayri al Mu’tazili menunggu di depan pintu”..

    Al Zamkhsyari dikenal aktif dalam dunia tulis menulis. Menurut al Juwairi, karyanya tidak kurang dari 50 buah. Beberapa karyanya diantaranya :


    1. Bidang tafsir al Kasysaf’an Haqqaiq al Tanzil wa ‘Uyun al Aqawiil fi Wujuh al Ta’wil..
    2. Bidang hadits, Kitab al Fa’iq fi Farin al hadits..
    3. Bidang fiqih, ar Ra’id fi al Fara’idwa al Minhaj fi al ushul..
    4. Bidang ilmu bumi, berjudul Kitab al Jibal wa al Amkinah..
    5. Bidang akhlaq, Mutasyabih Asma’ al Ruwat, Kitab fi Manakib al Imam Abi Hanifah, Kitab al Kalim an nawabig fi al mawa’iz, Atwaq al Zahab fi al Mawaz’iz, Kitab Nasa’ih al Kibar, Kitab Nasa’ih al Sigar, Kitab Maqmat fi al Wa’az, Kitab al Risalah al Nasihah, Kitab Syarhu Maqamatih..
    6. Bidang sastra baik puisi maupun prosa, Rabi;ul Abrar fi al Adab wa al Muhadarat, Kitab Tasliyah al Darir, Diwan Rasa’o;. Dowam Syi’ir, Syafi’ al Ayyi min Kalam al Syafi’i.
    7. Bidang ilmu nahwu, Nukat al ‘Arab fi Garib al i’rab fi Garib I’rab al Qur;an, Kitab al Namuzaj fi al Nahwi, Hasyiyah ‘Ala al Mafassal fi al Nahwi, Syarah al Mufassal fi al Nahwi, Syarah fi Kitabi Syibawaih, al Mufrad wa al Murakkab..
    8. Bidang lughah, Samin al Arabbiyah, Kitab Azas al Balaghah, Kitab al Jawahir al Lughah, Kitab al Ajnas, Kitab Muqadimah al Adab di al Lughah, Kitab al Asma; fi al Lughah, Kitab al Qistas fi al Arud, Kitab Sawair al Amsal..

    Jika diperhatikan karya-karyanya az Zamkhsyari sangat memperhatikan retorikan (balaghah) al Quran, dimana prinsip penafsirannya memberikan penjelasan tentang balaghal al Quran, hal ini nampak ketika az Zamkhsyari menfsirkan ayat-ayat al Quran yang menggunakan isti’arat, majazdan bentuk-bentuk balaghah lainnya..

    Az Zamkhsyari mampu menguraikan sehingga keindahan untaian kalimat al Quran dan kesempurnaan puitisnya, dan tidak berlebihan jika sebagai ulama menyatakan bahwa tidak ada tafsir yang lebih luas dan lebih sempurna dalam penjelasannya tentangbalaghah al Quran kecuali tafsir az Zamkhsyari..

    Perhatian!! Semua yang ada di halaman ini ( gambar ) bukan sepenuh nya milik Al Qur'an Online melainkan di ambil dari google images dan beberapa sumber lainnya.. yang artinya mungkin bisa saja mengandung hak cipta!..

    Oleh karena itu Al Qur'an Online tidak bertanggung jawab atas apa yang mungkin bisa saja terjadi pelanggaran hak cipta / maupun gugatan dari pemilik terkait..

    Jika ada pertanyaan.. keluhan.. masukan maupun kritiknya silahkan ajukan tanggapan anda di halaman Contact Us dan untuk info lebih lanjut mengenai Al Qur'an Online silahkan buka halaman About

    Sebelum dan sesudahnya terima kasih atas kesadaran nya.. mau mematuhi apa yang sudah tertulis di Al Qur'an Online..

    Sekian dan terimakasih :)
    Best Regard ;
    Al Qur'an Online


    Popular Posts

    Online Now